Beirut Terjadi Ledakan Yang Sangat Dahsyat

Beirut Terjadi Ledakan Yang Sangat Dahsyat Hingga Menewaskan 178 Orang.

Beirut Terjadi Ledakan Yang Sangat Dahsyat


Beirut merupakan ibu kota negara Lebanon dan juga menjadi kota terbesar di negara hal yang demikian. Beirut terjadi ledakan yang sangat dahsyat hingga mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, pada Selasa (4/8/2020) menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan warga.

Jumlah korban jiwa diperkirakan bertambah terus mengingat energi ledakan disetarakan dengan energi gempa bumi berkekuatan 4.5 skala Richter dan terasa hingga radius 10 km.

Di antara korban tewas merupakan Sekretaris Jenderal Partai Kataeb Lebanon.

Markas besar Partai Kataeb, satu partai tertua di negara ini, berlokasi ideal di sebelah pelabuhan.

Seorang saksi mengatakan kepada Gulf News bahwa sesuatu jatuh dari langit sebelum ledakan yang lain mengatakan mereka bisa mendengar pesawat terbang sebelum ledakan.

"Kami mendengar pesawat terbang, kemudian ledakan, seperti yang lazim kami dengar dalam perang Israel 2006," kata seorang wanita Libanon kepada Gulf News.

Apakah ada sangkut pautnya dengan israel?

Ledakan-ledakan itu menghancurkan jendela-jendela bangunan di sekitarnya dan menjadikan gumpalan asap  ke langit, kata koresponden AFP.

Kettaneh menambahkan jumlah korban bisa bertambah lebih jauh, dan Palang Merah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Libanon untuk mengevakuasi mayat korban karena rumah sakit kewalahan.

Sementara itu, Israel menentang ada hubungannya dengan ledakan.

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada media, "Israel tak ada hubungannya dengan ledakan di Beirut.

Menteri Dalam Negeri Libanon, Brigadir Jenderal Mohamed Fahmy, selama kunjungannya ke Pelabuhan Beirut, ditemani oleh Perdana Menteri Hassan Diab, mengatakan: "Kita patut menunggu investigasi untuk mengenal penyebab ledakan."

Fahmy menambahkan, "Informasi awal menampilkan bahwa bahan-bahan yang betul-betul eksplosif, yang disita bertahun-tahun yang lalu dari sebuah kapal, meledak di bangsal No.12."

Jenderal Keamanan Umum Libanon, Abass Ibrahim setelah mengunjungi daerah ledakan mengatakan, "Ledakan itu jelas bukan depot kembang api, tetapi bahan peledak yang betul-betul disimpan di sana.

Koraytem tak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

Direktorat Pelabuhan berada di bawah wewenang Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi.

Ledakan itu terdengar dan terasa hingga Siprus yang jaraknya lebih dari 200 kilometer (180 mil) melintasi Mediterania.

Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon memberi saran Beirut mendeklarasikan situasi darurat selama dua minggu dan menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada otoritas militer.

Penyelidikan sedang dilakukan."

Pernyataannya datang saat beberapa media lokal melaporkan kembang api sebagai alasan insiden hal yang demikian.

Kantor informasi pemerintah Libanon, NNA, dan dua sumber keamanan mengatakan ledakan itu terjadi di daerah pelabuhan daerah ada gudang yang menampung bahan peledak.

Tak ditunjukkan macam bahan peledak yang memicu ledakan dahsyat ini.

"Kapal itu benar-benar hancur - kabin lounge, semuanya," Vincenco Orlandini, seorang member awak berusia 69 tahun, mengatakan kepada Al Jazeera.

"Saya mendengar ledakan dan saya terbang ke seberang lobi, lalu saya mendarat di karpet dan saya mujur, kupikir itu menyelamatkanku."

Observatorium Seismologis Jordania mengatakan bahwa ledakan di Beirut setara dengan gempa berkekuatan 4.5 skala Richter.

"Ada korban dan korban di mana-mana - di seluruh jalan dan daerah dekat dan jauh dari ledakan."

Tiga jam setelah ledakan, yang melanda tak lama setelah 6 p.m. (1500 GMT), api masih berkobar di distrik pelabuhan.

Memancarkan cahaya oranye di langit malam saat helikopter melayang dan sirene ambulans terdengar di seluruh ibukota.

Namun jumlah korban meninggal dalam peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, pada akhir pekan lalu bertambah. PBB pada Jum'at, 14 Agustus 2020 mengumumkan angka korban meninggal sekarang sudah hampir menyentuh 180 orang dan persisnya 178 orang. 

Sedangkan korban luka ada sekitar 6 ribu orang dan 30 orang masuk daftar orang hilang. 

Beruit terjadi ledakan, pihak KBRI memberikan bantuan.

Beirut Terjadi Ledakan Yang Sangat Dahsyat

Dia menambahkan pihak KBRI akan memberikan bantuan bagi mereka yang kesusahan mengakses pasokan makanan.

Duta Besar RI untuk Lebanon, Hajriyanto Thohari, mengatakan pihaknya mengantisipasi kesusahan pasokan makanan dalam beberapa hari mendatang setelah ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut, pada Selasa (04/08), menyebabkan paling tak 78 orang meninggal dan lebih dari 4.000 lainnya luka-luka, yang sudah pastikeren.id kutip dari bermacam sumber

"Kita selama pandemi Covid-19 memang sudah memberi bantuan secara periodik. Kami akan segera, dengan memandang jadwal dan waktu, memberi bantuan yang disesuaikan dengan perkembangan baru ini," ujarnya.

Pengaruh ekonomi Hajriyanto mengatakan pemerintah Lebanon tengah mengantisipasi kemungkinan akibat kimiawi dari ledakan amonium nitrat itu.

Menurut keterangannya, gudang yang meledak itu merupakan daerah penyimpanan bahan-bahan amonium nitrat yang diaplikasikan untuk kebutuhan industri.

"Bahan itu patut dijaga ketat. Tak tahu bagaimana ada informasi, terkena api. Hingga hari ini belum ada informasi bahwa itu merupakan perbuatan terorisme, tetapi kecelakaan," kata Hajriyanto.

Dikala kejadian ledakan, Hajriyanto menceritakan, dia dan staf di KBRI- yang jaraknya sekitar delapan kilometer dari lokasi kejadian- merasa seperti sedang terjadi gempa bumi dan ledakan yang betul-betul dekat.

Ambulans Palang Merah dari utara dan selatan negara itu dan lembah Bekaa di timur dipanggil untuk mengatasi korban jiwa yang besar.

Sebelumnya, dua ledakan menghantam wilayah pelabuhan Beirut yang menggetarkan seluruh ibu kota.

Pemerintah setempat segera mengucapkan Beirut sebagai area musibah, dengan penyelidikan digelar untuk membongkar siapa yang bertanggung jawab.

Presiden Lebanon Michel Aoun melakukan pertemuan kabinet darurat pada Rabu (5/8) Dia mengatakan situasi darurat selama dua minggu akan diumumkan menyusul ledakan besar di Beirut.

"Salah satu korban luka merupakan WNI yang sudah sukses dikontak KBRI dan saat ini dalam situasi stabil serta bisa berkomunikasi dengan bagus, " demikian keterangan tertulis sah Kementerian Luar Negeri, Rabu pagi.

Adapun Duta Besar RI untuk Libya Hajriyanto Thohari mengatakan, WNI hal yang demikian saat ini sudah menerima perawatan di rumah sakit.

Komentar